Monday, July 13, 2015

Berpetualang Seru Ala Backpacker di Manila (Part 2)

It’s Fascinating To Enjoy Manila City Sightseeing PADA bagian I, penulis telah bercerita tentang alat-alat transportasi yang dapat menemani berwisata di Metro Manila. Sementara tempat-tempat wisata yang masuk daftar the must visit places saat berada di Manila sangat variatif. Mulai dari bentuk bangunannya hingga jenis peruntukkannya. Bangunan atau ikon-ikon wisata di Manila tersedia baik yang kuno maupun modern. Tempat wisata belanja maupun kulinernya juga beragam. Pada bagian ini penulis akan mengisahkan lokasi-lokasi yang layak dikunjungi pelancong saat melakukan city sightseeing maupun window shopping di Metro Manila. Intramuros Intramuros adalah distrik (kelurahan) tertua dan inti sejarah Manila, ibukota Filipina. Dikenal sebagai walled city karena kota mini ini dikelilingi tembok. Intramuros adalah pusat pemerintahan Spanyol selama periode kolonial Spanyol. Bagian dalam tembok Manila disebut intramuros, yang dalam bahasa Latin berarti di dalam dinding. Sedangkan distrik di luar dinding dirujuk sebagai extramuros dari Manila, yang berarti di luar tembok. Pembangunan tembok atau dinding pertahanan ini dimulai oleh Spanyol pada abad ke-16 akhir untuk melindungi kota dari invasi asing. Kota berdinding setinggi 6 meter dan panjang 3 kilometer ini pada awalnya terletak di sepanjang tepi Teluk Manila, di Selatan Sungai Pasig. Pada abad ke-20 sebagian sungai direklamasi dengan menambahkan dinding di sekitar teluk yang sekaligus untuk melindungi kota. Di bagian terluar kota dan dekat teluk dibangun Fort Santiago dan benteng pertahanan Spanyol di muara sungainya. Fort Santiago Bagi pelancong yang datang ke Manila, Fort Santiago yang berada di dalam kawasan Intramuros merupakan ikon utama yang wajib dikunjungi dan menjadi latar belakang berfoto selfie. Terutama pintu gerbangnya. Bagian belakang Fort adalah pantai. Sebelum masa kolonial Spanyol, tempat ini adalah istana Rajah Soliman atau King Suleyman. Ia penemu sekaligus raja pertama di Manila dan seorang muslim, keturunan Melayu asal Filipina Selatan (daerah Moro sekarang). Ikon lainnya adalah katedral dan eks gedung kantor gubernur jenderal semasa zaman pemerintahan Spanyol yang juga ada di dalam Intramuros. Berkeliling atau menikmati kegiatan Intramuros city sightseeing lebih leluasa dilakukan dengan menyewa delman. Kendati bisa juga dengan taxi namun kurang mendapatkan gereget dan semangat tempo doeloe-nya. Sedangkan pilihan lainnya dengan tricycle yakni sejenik becak hanya saja dikedarai sepeda motor. Tapi penulis yang berwisata di Intramuros berdua teman kuliah asal Kualalumpur memilih menikmati kota kuno ini dengan delman. Selain bisa ditunggu oleh kusirnya saat berfoto-foto selfie di ikon-ikon yang ada, juga bisa request untuk mengendarai kudanya sambil tetap di-tandem sang kusir. Suatu pengalaman yang langka namun tak terlupakan di Manila. Ikon pertama yang penulis kunjungi adalah katedral. Setelah berfoto dan mengambil video sampai puas, dilanjutkan ke ikon-ikon lainnya. Untungnya si kusir bisa sekaligus menjadi tour guide dengan kemampuan Bahasa Inggris yang minim plus diselingi bahasa “Flinstone” di sana-sini. Kami berdua sesekali memintanya berbahasa Tagalog saja, demi melihatnya kesulitan berkomunikasi. Sisi lain dari Intramuros yang tidak berdekatan dengan teluk adalah eks benteng pertahanan Spanyol. Di bagian ini dulunya ada banyak penjara, yang kini difungsikan sebagai kafe, toko buku maupun memorial. Lalu, Fort Santiago itu sendiri yang mana di dalamnya ada museum Jose Rizal, pahlawan nasional Filipina. Rizal adalah seorang dokter yang memiliki nasionalisme tinggi. Dia dihukum tembak oleh Penjajah Spanyol akibat pemikiran kritisnya yang pedas. Tempat ia dihukum tembak kini juga dijadikan memorial park, lengkap dengan patung-patung Rizal, para eksekutor dan tentara penjaganya. Sedangkan langkah-langkah kaki terakhir Rizal mulai dari penjara terakhir dia ditahan hingga ke tempat eksekusi diabadikan sebagai walk of fame. Di dalam kamar di penjara tempat Rizal ditahan banyak tulisan yang konon memang ditulis tangan oleh Rizal dan kini setelah eks penjara itu menjadi museum ditulis ulang dengan metode pencahayaan semi-laser pada setiap hurufnya. Tulisan itu umumnya dalam bahasa Inggris dan Latin (Spanyol). Hampir tidak ada yang berbahasa Tagalog. Malacanang Palace Jika ingin menapaktilasi sejarah Filipina, Istana Malacanang-lah tempatnya. Salah satu bangunan paling bersejarah di Filipina ini berada di tepi Sungai Pasig dan beralamat di 1000 Jose P. Laurel Street, distrik San Miguel, Manila. Istana yang menjadi kediaman resmi, namun bukan kediaman langsung dan tempat kerja utama Presiden Filipina ini dibangun sekitar tahun 1800 dan awalnya diperuntukkan bagi Gubernur Spanyol yang berdinas di Manila. Berfoto selfie dengan latar belakang istana ini juga menjadi agenda wajib para backpacker mancanegara. Tapi, persiapkan dahulu kekuatan fisik karena untuk bisa mencapainya semua orang harus berjalan kaki sekitar 1 km dari tempat terakhir angkot atau taxi boleh berhenti. Lady Imelda Marcos Shoes Museum For better or for worse, people will always be wondered by the footwear of The Philippines' controversial former First Lady, Imelda Marcos, right? Maka berkunjunglah ke Museo ang Sapatos. Lokasinya di daerah Marikina dan hanya buka saat hari kerja sedangkan di hari weekend museum ini tutup. Untuk bisa menuju museum ini setelah naik angkot maka dilanjutkan dengan tricycle. Tapi kami berdua saat itu memilih taksi karena alasan lebih nyaman dan adem. Imelda Marcos pernah mengoleksi sekitar 3.000 pasang sepatu, tetapi dalam museum ini hanya ada 800 pasang sepatu koleksi pribadinya. Menurut museum guide-nya, sepatu koleksi lainnya menjadi milik pribadi sang ibu negara hingga akhir hayatnya. Koleksi yang ada di museum mulai dari jenis pantovel, stiletto, selop berhak, boots, sampai sepatu-sepatu hadiah dari negara-negara sahabat termasuk dari Ibu Tien Soeharto. Ny. Imelda Remedios Trinidad Romualdez Marcos adalah janda mantan Presiden Filipina, Ferdinand E. Marcos. Dia menjadi ibu negara pada periode 30 Desember 1965 hingga 25 Februari 1986. Ny. Marcos lahir 2 Juli 1929 di San Juan, Manila. Orangtuanya adalah Vicente Orestes Lopez Romualdez (berdarah Spanyol) dari istri keduanya, seorang Filipina asli. Keluarga Marcos memiliki empat anak yaitu Maria Imelda Marcos, Ferdinand Marcos Jr., Irene Marcos dan Aimee Marcos yang diadopsi pada 1966. China Town Disebut juga Binondo. Berada di Ongpin Street, semua warga harus berjalan kaki di dalam lokasi pecinan ini. Toko-toko dan pemukimannya dipertahankan pada kondisi asli. Yakni pemukiman dan perniagaan warga Tiongkok yang sudah eksis sejak zaman sebelum Spanyol masuk. Di sepanjang jalan banyak penjual barang-barang khas Tiongkok dan kebutuhan warga Tiongkok. Juga ada penjaja makanan khas seperti bapao. Toko obat tradisional China dan supermarket khas warga Chinese juga banyak tersedia. Di dalam pecinan ini ada Bohay Tsinoy. Dalam akses Tagalog yang dibaca Bohay Cinoy, Cinoy atau Cino ya berarti China. Bohay Tsinoy adalah museum yang mendisplay seputar sejarah kedatangan bangsa China ke Filipina, penggambaran perjuangan mereka di rantau kala penjajahan Spanyol hingga saat mereka berhasil memperjuangkan perekonomian di negeri ini. Dari Bohay Tsinoy diketahui, orang Cina-lah yang memiliki mesin cetak koran pertama di Filipina pada era sebelum Spanyol. Bagi orang Cina, mesin cetak koran sangat penting karena kunci menguasai dunia adalah informasi. Selain itu, membaca adalah pengetahuan dasar serta wajib yang diberikan kepada anak-anak mereka. American Cemetary & Memorial Park Selain dijajah Spanyol, Filipina juga pernah dijajah Amerika. Dan Manila American Cemetery and Memorial Park yang berada di Fort Bonifacio, Metro Manila seluas 62 hektare ini adalah kompleks makam tentara-tentara AS dan sekutu-sekutunya saat Perang Dunia II. Dengan total 17.206 kuburan, pemakaman ini memiliki jumlah kuburan terbanyak dari semua pemakaman tentara AS lain akibat Perang Dunia II, misalnya yang ada di New Guinea. American Cemetery and Memorial Park dikelola oleh American Battle Monuments Commission. Dengan nisan yang terbuat dari marmer dan posisi pemakaman selaras dalam sebuah plot yang membentuk pola melingkar di antara berbagai pohon-pohon tropis dan semak-semak, Memorial ini tetap menjadi objek wisata yang menarik. Kendati pada dasarnya adalah sebuah pemakaman. Dengan pintu masuk dari arah Timur yakni di antara persimpangan Rizal Drive dan Eighth Avenue, pemakaman ini buka setiap hari untuk umum dan gratis. Buka pukul 9.00 - 17.00 waktu setempat kecuali setiap tanggal 25 Desember dan 1 Januari. Ayala Museum Jika Museum Sepatu Imelda Marcos memajang koleksi yang termasuk kategori lawas maka Ayala Museum memajang koleksi yang serba modern, futuristik, unik dan educated. Museum Ayala di daerah Makati, sebuah kawasan perkantoran dan pusat perbelanjaan modern di Manila. Museum ini buka baik saat weekdays maupun weekends dengan tiket masuk masing-masing yang berbeda. Didirikan dan dikelola swasta yakni keluarga Zobel de Ayala dengan koleksi utamanya karya- karya seniman terkemuka dari anggota keluarga ini, Fernando Zobel. Metro Manila City Sightseeing & Window Shopping Ada banyak tempat nongkrong anak-anak muda di Manila. Dari yang paling modern dan mewah sampai yang semacam warteg di tepi jalanan. Orang Filipina umumnya suka musik. Bar dan café adalah tempat yang banyak dikunjungi anak muda. Manila Ocean Park Berada di daerah Luneta yang merupakan daerah pantai di Metro Manila. Tiket masuk untuk kategori terusan sebesar 700 peso. Manila Ocean Park ini buka setiap hari. Rizal Park & Traditional Culinary Center Berada di seberang jalan Manila Ocean Park. Jadi acara jalan-jalan di kedua tempat ini bisa terintegrasi dalam sekali tempuh sekaligus menghemat ongkos. Menariknya lagi, Rizal Park yang di dalamnya juga ada Japan Park ini connected dengan the Philippines traditional culinary center. Dimana, kudapan-kudapan khas Filipina yang sebagian mirip dengan makanan melayu serta nusantara dijajakan dengan harga yang reasonable. SM Mall of Asia SM Mall of Asia adalah mal modern yang terbesar sekaligus terlengkap di Asia. Empat bangunan yang saling terkoneksi membentuk SM Mall of Asia. Dimana peruntukkan masing-masing bangunan itu adalah sarana bermain, sarana hiburan, bangunan taman di bagian Utara dan area parker di Selatan. Tempat ini nyaman tak hanya untuk berbelanja, tapi bila hanya sekadar window shopping pun sangat oke. Atau sekadar makan di foodcourt-nya, minum-minuman ringan sambil nge-net di cafeteria juga oke. Pada lantai paling atasnya ada sarana ice skating. Eastwood Mall modern lainnya di Manila adalah Eastwood. Tidak sebesar dan toko-toko barang branded-nya tidak selengkap SM Mall of Asia memang, tapi cukup oke sebagai tempat one stop shopping keluarga. Jika mencari suvenir khas Filipina, baik di SM Mall of Asia maupun Eastwood ada toko Filipino Kultur. (bersambung)

No comments:

Post a Comment