“Wow…. Mam, ini buku
dongeng ya,” seloroh Kaka Max spontan.
“Kaka Max suka, bacain
Mam, bacain….pengin denger ceritanya,” begitu lanjutnya dengan sorot mata
berbinar saat kali pertama melihat isi paket buku Muhammad Teladanku yang tepat
diterima Mamma Max sehari sebelum Kaka Max terima raport semester ganjil, medio
Desember 2016 lalu.
Kaka Max atau biasa
disapa Prof —kalo aktifnya lagi keluar, karena Mamma gak mau menyematkan kata
anak nakal melainkan anak aktif ke Kaka— Max tampak happy sekali. Saat itu
selepas shalat Magrib, Mamma mengeluarkan paket yang diterima di Kampus Mamma
tadi siang, langsung deh Prof. Max berinisiatif menawarkan diri membantu
membuka paketnya. On your pleasure, Prof…. mamma dengan senang hati dibantu
qiqiqiqi…
Pengalaman seru macam
begini cuma salah-satu dari buanyak pengalaman lain Kaka Max selama liburan
kali ini. Dan, menariknya lagi, semua pengalaman-pengalaman itu merupakan
kegiatan yang sifatnya anti-mainstream. Ya, kenapa tidak. Pengalaman dan aneka
aktivitas anti-mainstream juga bisa menarik kok mengisi liburan panjang
sekolah, seperti kegiatan-kegiatan yang dijalani Prof Max pada liburan kali
ini.
1. Belajar Sepeda
Yang pertama, Kaka Max
isi liburan kali ini dengan belajar sepeda. Yah, liburan ini Kaka Max belajar
sepeda. Step by step dulu, karena biasanya cuma dengan tricycle, maka kali ini Max
mencoba sepeda anak-anak roda dua dengan tandem-nya dua roda kecil penyangga di
kiri-kanan roda utama bagian belakang a.k.a. for the brief information, ini
sepeda roda empat singkatnya hi hi hi.
Dan, Kaka Max pun cuma
berani di dalem halaman rumah serta masih sambil diliatin sang mamma. It’s ok
boney. Ntar juga lama-lama bisa. Jangan kuatir, kalo jatoh bangun lagi dan
jangan kapok ya, berusaha lagi. No pain no gain, son! Setiap kali belajar
sepeda, semua anak pasti ada jatohnya kok.
2. Main Layangan
Nah, ini yang
nge-hiits. Liburan kali ini bertepatan dengan musin angin. Itu artinya musim
layangan. Permainan trandisional khas nusantara yang mendunia, a kite! Siapa
anak yang gak suka layangan? Mamma aja suka. Waktu kecil malah suka
ngejar-ngejar layangan kalewang, itu lho layangan putus yang hampir landing di
sekitar perkampungan atau lapangan.
Tapi, lagi-lagi mainnya
juga di halaman ajah. Karena gak ada lapangan di sekitar atau yang terdekat
rumah, lagi pula bahaya kalo mainnya ke jalanan. Nah ini juga mainnya masih
tahap belajar, so masih (lagi-lagi) ditandem sama mamma Max. Terutama pada
bagian take off a.k.a. naikin layangannya hingga terbang. “Seru, Mam,” teriak
Kaka Max sumringah. Ngebolang pun bisa mengisi liburan. Menyehatkan,
menstimulasi motorik serta sistem koordinasi, meng-create kemampuan problem
solving dan…. jauh dari gadget pastinya.
3. Ke Pasar Tradisional
Pengalaman ke tempat
ini sengaja mamma berikan, karena mamma yang termasuk tipe Tiger Mom
menargetkan, walaupun anak laki, Max harus belajar tentang pekerjaan-pekerjaan
domestik. Salah satunya belanja keperluan hidup mingguan atau bulanan. Iya,
belanja tradisional, bukan modern shopping di mall atau digital shop.
At traditional market
Dengan dibawa langsung
ke pasar, Max jadi tau dimana tempat beli barang-barang yang dibutuhkan,
misalnya kelompok sayuran, telur, daging dan ikan itu berbeda tempat atau
kiosnya. Nah, untuk tahap seusia Max ini belum diajarin cara tawar-menawar
harga, baru sebatas dikasih tahu, ini lho tempat kalo mau beli sayur, daging,
telur, ikan asing, mainan termasuk bagian baju-bajuan.
Dan…. tempat atau kios
favorit Max adalah (tetep) kios mainan dong, of course. Namanya juga Max!
4. Dongeng Rasulullah
Baby Azzurri Dianis Maximus
sendiri yang memang menawarkan diri untuk ikut bantuin Mamma bukain paket buku
Muhammad Teladanku yang diterima mamma di kampus tempat mamma ngajar tepat
sehari sebelum Max terima raport semester ganjil TK Azkia. Max ini memang suka
membantu.
Cover pembungkus dibuka
mamma dengan dibantu tangan-tangan mungil Max. Dia sumringah sekali. Sengaja
mamma memang belum ngasih tau itu paket apa isinya. Lalu tampaklah box
pelindung paketnya. Dan tarrrrraaa….. begitu box dibongkar…. Max pun teriak
ceriaaa banget. “Wah ini apa mamma, ini punya siapa, ini untuk apa?” tanyanya
bertubi-tubi. Max ini (berdasarkan hasil test finger print-nya) memang anaknya
punya kecerdasan verbal linguistic yang di atas rata-rata. Maka jangan heran
kalo dia sangat talkative.
Kadang pertanyaannya
juga membuat surprise, seperti misalnya, “Mam what does the sun contain of?”
bla-bla-bla. Ok balik lagi ke paket. Yang tampak pertama dari paket ini setelah
box dibuka, adalah sebuah….. ia cover pelindung lagi. Jadi belum langsung
keliatan set buku-buku dongeng tentang Rasulullah-nya.
Cover itu adalah… a kid
travel bag. Travel bag ini sangat eye-catching banget dengan warna-warninya
yang menarik terutama bagi anak-anak. Mamma sih yakin banget, warna dan gambar
yang eye-catching inilah yang membuat mata Max terbelalak. Paket buku
Mute a.k.a Muhammad Teladanku ini, tersusun rapi di dalam travel bag ini.
travel bag yang eye-catching banget
Selain Max, sebenernya
Mamma Max lebih happy dengan bonus yang diberikan penerbit buku Mute ini.
Betapa tidak, Mamma yang hobby travelling tentunya dapat durian jatuh dong
dengan bonus ini, karena berguna banget. Ini bakal setia menemani Max ikutan
acara travelling, ya kan.. ya kan….
Dan bener banget, paket
buku Mute yang berseri sesuai dengan kurun waktu perjalanan hidup dan dakwah
Nabi Muhammad ini pun masih dilengkapi lagi dengan bonus-bonus surprising
lainnya. Ada mainan ular-tangga muslim. Ini nih yang juga disukai Max. Langsung
diajakin main ini nih sama dia.
Trus ada lagi, VCD
berwarna, juga peta kota Makkah, banner silsilah Rasulullah dan bonus
lain-lainnya. Acara mendongeng pun ditagih Max setiap malam. Dia malah udah gak
sabaran nunggu waktu sebelum bobo, karena selepas magrib biasanya dia udah
minta dibacain.
Mendongeng….. Hmmm, untungnya
ini juga passion mamma. Mamma yang
waktu kuliah dulu aktif di UKM Teknokra yang markasnya sebelahan sama UKM
Bidang Seni (UKM-BS) Unila dimana anak-anak teater dan drama banyak latihan
drama maupun mendongeng monolog, ikut kecipratan ilmu ini dikit.
Nah, langsung
diterapkanlah saat membacakan buku ini. Baca kisah nabinya itu loh, ala
anak-anak UKM-BS. Ekspresif, diberi intonasi sesuai karakter tokohnya (sahabat
ataupun musuh nabi) juga pakai body language, perciisss anak teater lagi
monolog.
Karuan aja Max sering
berkomentar begini, ”Wuuuiiih…..” sambil dia ikutan berakting ala super hero.
Ciaaaat… begitu ekspresinya. (saya membatin pantesan tiap malem supermax nagih
dibacain, karena dia ‘kan suka sama superhero, jadi daya khayal kanak-kanaknya
pun langsung tersalurkan dengan insya Allah secara benar dan Islami deh…..
aamiin).
Hmmmm, gak salah mamma
ikutan arisan buku Mute. Mamma memang ikut arisan dan kebetulan pas arisannya
dikocok dapetnya nomor belakangan, waktu diumumkan jujur mamma sempet kecewa
dan protes sama koordinator arisan karena dapetnya nomor dua dari buncit,
lamaaaaaa pasti ini, pikir mamma. Eh ternyata memang ya Allah itu memberikan
rezeki itu sesuai kebutuhan bukan sesuai
keinginan ummat-Nya, karena kok ndilalah
dapetnya tepat pas baby Max bagi rapor dan liburan. Jadi dobel deh benefit-nya
he he he.
Bagian main ular-tangga
muslim, ini juga happening nih. Karena sama mamma Max dimanfaatkan buat….. apa
hayo… eng ing eng. Ngajarin (tepatnya muroja’ah, kemampuan Bahasa Inggris Kaka Max
terutama dalam hal counting numbers in English, karena dia sebenernya udah bisa
counting from one to twenty five).
Setiap kali dadu
dilempar, maka muncullah jumlah dot yang menunjukkan berapa langkah yang harus
dimainkan peserta. Saat itu pula mamma selalu tanya “In English please.” Max pun kembali menghitung dot-dot pada mata
dadu itu in English. One, two, three, dst…. sejumlah dot-nya.
Sambil main, sambil
belajar English, belajar nilai-nilai kebaikan-kenegatifan dan belajar pula apa
reward-punishment untuk setiap nilai tersebut. Ada saatnya harus turun level,
ada pula saat naik ke level atas sesuai apa yang diperbuat sebagai muslim. Hingga
tergetnya bisa (insya Allah) masuk jannah, SURGA. Sebagaimana yang ada di
bagian nomor 100 papan permainan ini. Asyik… kan.
Tapi, ada masukan nih
buat penerbit. Kalo bisa sih di edisi berikutnya diberi pembatas buku. Bisa
model pita yang nempel dibukunya atau bookmark
lepas dari kartu mungil yang bergambar dan berwarna eye-catching. Pasti lebih
seru dan memudahkan orangtua.
5. Hair Cutting Activity
Nah, yang ini
sebenernya dijabanin H-1 masuk sekolah kembali. Tapi biar, kesannya artikel ini
kayak piramida terbalik, makin ke bawah makin mengerucut, makin fokus serta makin
klimaks jalan ceritanya, maka cukur rambut Max pun dimasukkan di poin yang ini he
he he (orang runut banget ya emaknya Max).
Nah yang ini foto saat Max ngerasa kegelian,
makanya dia mesam-mesem begono.
6. Eksplorasi Tempat Unik
Liburan kali ini,
selain akhir semester ganjil tahun ajaran 2016, juga merupakan tutup tahun 2016
dan pembuka tahun 2017. Little Prof. Max dear juga mencatatkan pengalaman-pengalaman
barunya mengexplorasi tempat-tempat yang juga anti-mainstream.
Karena Mamma Max masih
belum-belum juga libur, maka strategi yang jitu pun disiapkan. Ciaaat…. eits
kayak jurus bela diri aja ya….macam Boboi Boy yang juga salah satu kesukaan
Prof. Max nih hi hi hi….
Pengalaman yang paling
seru itu adalah melihat dua tempat dengan dua keunggulan (ilmu) alamnya
sekaligus dalam satu hari (full). Yaitu Kupu-kupu di Gunung (Betung), Hutan
Mangrove di pantai….bertemunya di liburan Kaka Max ha ha ha (ini mah peribahasa lawas ya).
Selain itu, yang juga
gak kalah seru adalah diajak Mamma ngajar di Kampus Metro. Ke kota ini, selain
merasakan pengalaman naik tiga public
transportations ie. bus, ojek dan angkot, lalu ngerasain ikut-ikutan
“kuliah” (tepatnya corat-coret whiteboard
kampus), juga mampir ke Alun-alun Kota Metro yang terkoneksi dengan Masjid
Agung Metro. Ih memang seruuuu abis.
a. Ikut Mamma Ke Kampus Politeknik Metro
Max udah libur, tapi mamma
tetap menjalankan tugas negara, mencerdaskan kehidupan bangsa
(#ceileeeegayanya). Saat dimana mamma harus ngajar di Kampus B yang berada di
luar kota, dan kebetulan itu weekend, ada di antaranya Max diajak mamma.
Untungnya Max ini gak annoyed anaknya.
Justru ini jadi
pengalaman anti-mainstream yang bermaanfaat mengisi liburannya kali ini. Dia
belajar travelling sambil menunaikan tugas ke luar kota, juga mencicipi
beberapa moda angkutan umum. Seperti bus, ojek dan angkot, sekaligus dalam satu
hari yang sama. Dapet ‘kan pengalaman-pengalaman menarik yang belum tentu
didapatkan anak-anak lain seusianya saaat liburan (ini mah lebay banget yak)?
Max juga jadi tau
suasana perkuliahan anak teknik itu gimana. Nah, setelah tugas ditunaikan,
saatnya ngajak Max jalan-jalan. Oh iya, kampus B Politeknik Gajah
Sakti-Prasetiya Mandiri Lampung ini ada di Kota Metro. Max ke Taman Merdeka
a.k.a. alun-alun Kota Metro yang connected dengan Masjid Agung Kota Metro yang
famous dengan kubah hijaunya itu.
Di tempat ini Max
senengnya minta ampun. Begitu kali pertama tiba, dia langsung teriak gembira, ”Kita
main-main ya di sini, gak langsung pulang ke Bandar Lampung kan?” “Iya kita
main sepuasnya dulu di sini baru kita maik bus lagi, ok, are you happy with
this?” HAPYYYYYYY. Jawabnya panjaaaaaan banget. Sepanjang masa liburannya.
Di sini, Max mengeksplorasikan
kemampuan kinestetik, motorik, natural-science dan tentu aja, verbal
linguistiknya. Semua wahana (wgwgwg sok dikeren-kerenin pake istilah wahana
segala) dan spot-spot foto wefie-nya ciamix abiz di sini.
Misalnya, Max berpose
di patung dinosaurus, main di mini play zone, foto selfie di monumen taman yang
kebetulan ada huruf M, huruf awal nick name dia. Di mini kid play zone-nya
sebenernya gak ada ayunan maupun seluncuran/perosotan, cuma semacam untuk
gantung-gantungan ala outbond gitu aja. Tapi lumayan cukup worthy juga deh.
Nih buktinya, simak aja
keceriaan yang tergambar di foto-foto selfie dan wefie Max and Mam ini……
Masjid Agung Kota Metro dengan kubah Hijau yang eksentrik
My name is M
iMAX
b. Taman Kupu-kupu Bandarlampung
Lokasinya di Jalan W.A.
Rahman, kemiling, Bandar Lampung. Taman Kupu-kupu Gita Persada dikelola lembaga
non-profit Yayasan Sahabat Alam, pimpinan Ibu Herawati Soekardi dan Bapak
Anshori Djausal, M.T., keduanya dosen Unila (mereka inilah boleh dibilang guru
Mamma Max). Mamma sebenernya udah akrab dengan taman kupu-kupu Gita Persada ini
sejak luamaaa, tapi lupa tahun berapa ya, yang jelas dulu sering ke tempat ini
sekaligus buat tulisan liputannya zaman mamma masih reporter surat kabar
harian.
Bagi saya, taman ini lokasinya
mudah dijumpai karena tepat di pinggir jalan, dan di pintu masuk ada tulisan
Taman Kupu-kupu Gita Persada. Di taman yang berada di kaki Gunung Betung ini,
banyak spot foto yang menarik. Juga dilengkapi dengan kid play zone, museum
kupu-kupu dari sebuah rumah panggung dari kayu khas rumah penduduk asli
Lampung, ada juga tempat penangkaran dan budidaya kupu-kupu serta rumah pohon.
spot foto 1: dari gerbang masuk, pengunjung disambut dengan ini, sebuah kursi taman berbentuk blue butterfly
spot foto 2: kursi taman yellow butterfly
spot foto 3: kursi taman black butterfly
spot foto lainnya
Photo booth di depan rumah panggung yang merupakan musem berisi berbagai koleksi dan informasi tentang kupu-kupu asli nusantara khususnya Sumatera
kid zone
penangkaran kupu-kupu
rumah panggung/museum kupu-kupu
dari rumah pohon
c. Lihat Hutan Mangrove
Dari taman kupu-kupu
Max’ journey lanjuuuuuttt ke lokasi where mangrove garden is. Maka pantai jadi destinasi untuk liburan Max karena lagi ngehits ha ha ha. Gak ding, penjelasan ilmiahnya begini, karena habis
melibat kupu-kupu di kaki Gunung Betung, enaknya ya ke pantai dan cari
pantainya yang bisa mengedukasi tentang kekayaan alam nusantara yaitu salah
satunya mangrove.
Di pantai yang berada
di Kabupaten Pesawaran ini terdapat
Pantai Cinta. Selain kekayaan mangrove, spot-spot fotonya juga banyak dan
keren-keren.
main pasir
raja minyak (telon) ha ha ha....
What a holiday, Prof! (trufi)
No comments:
Post a Comment