Maximus, itu nama yang dipilih mamma-nya Max sejak tahu hamil. Dua nama
sekaligus sudah ada saat itu, Maxima atau Prudence kalau baby-nya cewek
dan Maximus kalau cowok. Walau sejak sebelum hamil sudah ada kesepakatan
bahwa bila kelak baby-nya cowok maka yang kasih nama anak adalah pappa,
tapi ternyata mamma tetap siap-siap juga, pappa pun sangat setuju
dengan nama itu. Orang yang kuat, katanya begitu tahu itu nama tokoh
gladiator sekaligus anggota senator Romawi kuno. Dan, ternyata
antisipasi ini ada bagusnya, karena sampai last minutes pun pappa belum
punya nama final.
Memang ini pekerjaan gampang-gampang susah. Entah karena kebiasaan sejak
lama yang selalu mengerjakan tugas-tugas di detik-detik terakhir,
sampai H-2 due date-nya baby, masih belum mempunyai nama lengkap yang
definitif. Sampai-sampai minta saran handai taulan melalui sosial media
dan BBM. Banjir respon saat itu menghasilkan ada banyak nama dari
berbagai bahasa yang kami koleksi. Nama dari bahasa Jepang paling
digadang-gadang, terutama untuk nama tengah.
Syarat penggunaan 3 kata untuk nama supaya nanti dia nggak diribetkan
dengan urusan-urusan dokumen standar internasional lumayan bikin
tambahan PR. Cara termudah tentunya pada kata ketiga menggunakan nama
pappa aja, Dasril. Lalu tinggal cari nama depan dan nama tengahnya.
Alternatif lain adalah menggunakan nama keluarga pappa, Syahrial. Nah, tetep aja, yang mesti dicari nama depan dan tengahnya.
Ketika baby sudah dipastikan berjenis kelamin cowok, PR yang harus
dikerjakan bukan saja membuat rangkaian nama menjadi sejalan dalam makna
dan harmonis dalam penyebutan ketika digunakan bersama nama yang telah
dipilihkan si mamma, Maximus. Kata dalam bahasa Romawi yang berarti the
greatest, yang terbesar, yang maksimal.
Masih ada PR tambahan, bagaimana caranya agar dari nama yang dipilihkan
itu bisa dipenggal hanya menjadi satu suku kata untuk nick name, tapi
tetap bermakna layaknya sebuah kata atau bahkan kalimat.
Maka, pilihan Maximus pun langsung approved, bungkus! Dari kata ini,
jika dipenggal satu suku kata, muncullah kata ‘Max’, panggilan yang
bagus, easy listening sekaligus bermakna the big one, yang besar.
Alasan lainnya, supaya memudahkan meninabobokannya. Karena, umumnya
lagu-lagu anak-anak internasional dan nasional banyak menggunakan nama
dengan satu suku kata sehingga mudah di-replace dengan namanya.
Contohnya lagu: are you sleeping, are you sleeping, brother max brother
max…. atau lagu anak soleh yang digubah dari children song —lagi-lagi
hasil youtube-ing— yaitu: happy ye ye ye happy ya ya ya, max bangga jadi
anak soleh, solat lima waktu dalam sehari dan semalam, mengaji, puasa
dan berzakat.
Begitulah, nama Maximus sudah approved, whether sebagai nama tengah atau
nama belakang. Sedangkan untuk nama depan, pappa sudah jauh-jauh hari
menggadang-gadang nama Socrates untuk calon “jagoan penerusnya”. Sampai
di hari-hari terakhir jelang due date-nya, Ketua DPD Partai Golkar
Lampung mau menyumbang nama, Alfito. Katanya singkatan dari anak lelaki
Trufi dan Yanto. Sumbangan ini langsung dicoret, karena nama sepupunya
di Bandung sudah sangat mirip, Alvito, bagaimana nanti kalau lagi
kumpul, bakal ada duo alf/vito dong. Tapi pappa gak mau mengecewakan Pak
Alzier, diambillah nama tengahnya, Dianis. Selain berarti
cahaya/pelita/penerang, kalau dikutak-katik juga menjadi gabungan nama
pappa-mammanya, DASrIl ‘n DIAn. Oke, tiga kata sudah terpilih, tinggal
dirangkaikan. Sampai sini, it’s almost perfect!
Sampai saat pappanya usai membaca buku tentang Plato, muridnya Socrates.
Dia baru menyadari bahwa filsuf terkenal itu tewasnya sangat
mengenaskan, dibunuh pemerintah berkuasa. Takut putranya jadi unlucky
maka nama Socrates pun dicoret. Mamma juga setuju karena nama itu
terlalu berat. Mamma pernah belajar tentang Plato’s notion, ternyata isi
kepalanya Plato itu sama dengan tiga kepala. Kepala Socrates sang guru,
kepala Plato sendiri dan kepala Aristotle, muridnya Plato. Dan itu
cukup bikin puyeng.
Sabtu, 21 Juli 2012 dini hari, the D-day pun tiba, nama depan belum ada
yang officially juga, karena Dianis sudah dipastikan jadi nama tengah
dan Maximus nama belakang. Detik, menit, jam pun berlalu, mules tak
tertahankan. Dokter baru muncul pukul 11.00 WIB dan akhirnya baby lahir
sejam kemudian. Tepat saat baby lahir, sayup-sayup berkumandang azan
zuhur. AZan ZUhuR on Ramadan the fIrst. Ya, saat itu memang 1 Ramadan
(versi pemerintah). Azzurri, nama yang bagus untuk nama depan. Apalagi
dalam bahasa Italia berarti biru, yang mengacu warna langit Eropa
khususnya Italia yang benar-benar biru.
Azzurri Dianis Maximus, anak lelaki Dasril dan Dian yang lahir saat azan
zuhur hari pertama Ramadan dan kelak jadi orang besar. Atau dalam versi
lain, cahaya/pelita yang agung/besar/banyak dari langit yang biru.
Keberatan nama? Kabotan jeneng? Nggak. Nama adalah doa. Harapan yang
diinginkan oleh orangtua. Kalau berdoa jangan tanggung-tanggung. Harus
setinggi-tingginya, semaksimal mungkin. Terdengar kurang Islami? Siapa
bilang, nama depan sudah jelas diambil dari kata azan zuhur dan bulan
Ramadan. Nama tengah jelas bermakna nur. Dan, nama belakangnya,
mengandung doa yang sungguh-sungguh. Kami pun setuju bahwa semua bahasa
adalah ciptaan Allah, bahkan bahasa Iberani pun ciptaan-Nya. Nama dari
bahasa apa pun tergantung cara mendidiknya. Tak jarang nama dari bahasa
Arab ternyata orangnya jahiliyah. Abu Jahal dan Abu Lahab misalnya,
semua berbahasa Arab. Steve Jobs, Albert Einstein, Soekarno, Tan Malaka,
semuanya bukan berbahasa Arab, tapi mulia bagi masyarakatnya, pada
masanya.
Azzurri Dianis Maximus, jadilah engkau orang yang berguna bukan hanya
untuk orangtuamu, nak, jangan hanya sebatas lingkunganmu, bukan hanya
untuk negaramu, tapi the whole world in your order! Pappa-Mamma berdoa
di semua tempat dan waktu mustajab untukmu, mendoakan kita semua...
Insya Allah diijabah.. Yah, kalau nggak semua, 1% saja yang diijinkan
Allah sudah luar biasa. Sebab 1% nya dari luasan 100% langit biru yang
maksimal!
Wa inni sammaituhaa Azzurri Dianis Maximus. Wa inni u’izuha bika wa
zurriiyatahaa minasy syaithaanir rojiim. (Sesungguhnya aku telah
menamainya Azzurri Dianis Maximus. Dan aku mohon perlindungan untuknya
serta anak-anak keturunannya kepada pemeliharaan Engkau daripada syaitan
yang terkutuk).
Rabbi hablii mil ladunka zurriyatan tayyibah. Innaka sami’ud du’aa. (ya
Tuhanku, berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu. Sesungguhnya
Engkau Maha Mendengar do’a).
No comments:
Post a Comment