Tuesday, March 29, 2016

Aku Dinamai Azzurri Dianis Maximus

Maximus, itu nama yang dipilih mamma-nya Max sejak tahu hamil. Dua nama sekaligus sudah ada saat itu, Maxima atau Prudence kalau baby-nya cewek dan Maximus kalau cowok. Walau sejak sebelum hamil sudah ada kesepakatan bahwa bila kelak baby-nya cowok maka yang kasih nama anak adalah pappa, tapi ternyata mamma tetap siap-siap juga, pappa pun sangat setuju dengan nama itu. Orang yang kuat, katanya begitu tahu itu nama tokoh gladiator sekaligus anggota senator Romawi kuno. Dan, ternyata antisipasi ini ada bagusnya, karena sampai last minutes pun pappa belum punya nama final.

Memang ini pekerjaan gampang-gampang susah. Entah karena kebiasaan sejak lama yang selalu mengerjakan tugas-tugas di detik-detik terakhir, sampai H-2 due date-nya baby, masih belum mempunyai nama lengkap yang definitif. Sampai-sampai minta saran handai taulan melalui sosial media dan BBM. Banjir respon saat itu menghasilkan ada banyak nama dari berbagai bahasa yang kami koleksi. Nama dari bahasa Jepang paling digadang-gadang, terutama untuk nama tengah.

Syarat penggunaan 3 kata untuk nama supaya nanti dia nggak diribetkan dengan urusan-urusan dokumen standar internasional lumayan bikin tambahan PR. Cara termudah tentunya pada kata ketiga menggunakan nama pappa aja, Dasril. Lalu tinggal cari nama depan dan nama tengahnya.

Alternatif lain adalah menggunakan nama keluarga pappa, Syahrial. Nah, tetep aja, yang mesti dicari nama depan dan tengahnya.


Ketika baby sudah dipastikan berjenis kelamin cowok, PR yang harus dikerjakan bukan saja membuat rangkaian nama menjadi sejalan dalam makna dan harmonis dalam penyebutan ketika digunakan bersama nama yang telah dipilihkan si mamma, Maximus. Kata dalam bahasa Romawi yang berarti the greatest, yang terbesar, yang maksimal.

Masih ada PR tambahan, bagaimana caranya agar dari nama yang dipilihkan itu bisa dipenggal hanya menjadi satu suku kata untuk nick name, tapi tetap bermakna layaknya sebuah kata atau bahkan kalimat.

Maka, pilihan Maximus pun langsung approved, bungkus! Dari kata ini, jika dipenggal satu suku kata, muncullah kata ‘Max’, panggilan yang bagus, easy listening sekaligus bermakna the big one, yang besar.

Alasan lainnya, supaya memudahkan meninabobokannya. Karena, umumnya lagu-lagu anak-anak internasional dan nasional banyak menggunakan nama dengan satu suku kata sehingga mudah di-replace dengan namanya. Contohnya lagu: are you sleeping, are you sleeping, brother max brother max…. atau lagu anak soleh yang digubah dari children song —lagi-lagi hasil youtube-ing— yaitu: happy ye ye ye happy ya ya ya, max bangga jadi anak soleh, solat lima waktu dalam sehari dan semalam, mengaji, puasa dan berzakat.

Begitulah, nama Maximus sudah approved, whether sebagai nama tengah atau nama belakang. Sedangkan untuk nama depan, pappa sudah jauh-jauh hari menggadang-gadang nama Socrates untuk calon “jagoan penerusnya”. Sampai di hari-hari terakhir jelang due date-nya, Ketua DPD Partai Golkar Lampung mau menyumbang nama, Alfito. Katanya singkatan dari anak lelaki Trufi dan Yanto. Sumbangan ini langsung dicoret, karena nama sepupunya di Bandung sudah sangat mirip, Alvito, bagaimana nanti kalau lagi kumpul, bakal ada duo alf/vito dong. Tapi pappa gak mau mengecewakan Pak Alzier, diambillah nama tengahnya, Dianis. Selain berarti cahaya/pelita/penerang, kalau dikutak-katik juga menjadi gabungan nama pappa-mammanya, DASrIl ‘n DIAn. Oke, tiga kata sudah terpilih, tinggal dirangkaikan. Sampai sini, it’s almost perfect!

Sampai saat pappanya usai membaca buku tentang Plato, muridnya Socrates. Dia baru menyadari bahwa filsuf terkenal itu tewasnya sangat mengenaskan, dibunuh pemerintah berkuasa. Takut putranya jadi unlucky maka nama Socrates pun dicoret. Mamma juga setuju karena nama itu terlalu berat. Mamma pernah belajar tentang Plato’s notion, ternyata isi kepalanya Plato itu sama dengan tiga kepala. Kepala Socrates sang guru, kepala Plato sendiri dan kepala Aristotle, muridnya Plato. Dan itu cukup bikin puyeng.

Sabtu, 21 Juli 2012 dini hari, the D-day pun tiba, nama depan belum ada yang officially juga, karena Dianis sudah dipastikan jadi nama tengah dan Maximus nama belakang. Detik, menit, jam pun berlalu, mules tak tertahankan. Dokter baru muncul pukul 11.00 WIB dan akhirnya baby lahir sejam kemudian. Tepat saat baby lahir, sayup-sayup berkumandang azan zuhur. AZan ZUhuR on Ramadan the fIrst. Ya, saat itu memang 1 Ramadan (versi pemerintah). Azzurri, nama yang bagus untuk nama depan. Apalagi dalam bahasa Italia berarti biru, yang mengacu warna langit Eropa khususnya Italia yang benar-benar biru.

Azzurri Dianis Maximus, anak lelaki Dasril dan Dian yang lahir saat azan zuhur hari pertama Ramadan dan kelak jadi orang besar. Atau dalam versi lain, cahaya/pelita yang agung/besar/banyak dari langit yang biru.

Keberatan nama? Kabotan jeneng? Nggak. Nama adalah doa. Harapan yang diinginkan oleh orangtua. Kalau berdoa jangan tanggung-tanggung. Harus setinggi-tingginya, semaksimal mungkin. Terdengar kurang Islami? Siapa bilang, nama depan sudah jelas diambil dari kata azan zuhur dan bulan Ramadan. Nama tengah jelas bermakna nur. Dan, nama belakangnya, mengandung doa yang sungguh-sungguh. Kami pun setuju bahwa semua bahasa adalah ciptaan Allah, bahkan bahasa Iberani pun ciptaan-Nya. Nama dari bahasa apa pun tergantung cara mendidiknya. Tak jarang nama dari bahasa Arab ternyata orangnya jahiliyah. Abu Jahal dan Abu Lahab misalnya, semua berbahasa Arab. Steve Jobs, Albert Einstein, Soekarno, Tan Malaka, semuanya bukan berbahasa Arab, tapi mulia bagi masyarakatnya, pada masanya.

Azzurri Dianis Maximus, jadilah engkau orang yang berguna bukan hanya untuk orangtuamu, nak, jangan hanya sebatas lingkunganmu, bukan hanya untuk negaramu, tapi the whole world in your order! Pappa-Mamma berdoa di semua tempat dan waktu mustajab untukmu, mendoakan kita semua... Insya Allah diijabah.. Yah, kalau nggak semua, 1% saja yang diijinkan Allah sudah luar biasa. Sebab 1% nya dari luasan 100% langit biru yang maksimal!

Wa inni sammaituhaa Azzurri Dianis Maximus. Wa inni u’izuha bika wa zurriiyatahaa minasy syaithaanir rojiim. (Sesungguhnya aku telah menamainya Azzurri Dianis Maximus. Dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada pemeliharaan Engkau daripada syaitan yang terkutuk).

Rabbi hablii mil ladunka zurriyatan tayyibah. Innaka sami’ud du’aa. (ya Tuhanku, berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar do’a).

No comments:

Post a Comment